Waspadai Risiko Stroke Sejak Dini, Kenali Gejala dan Langkah Penanganannya

Stroke masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Kondisi ini tak hanya mengancam nyawa, tetapi juga menjadi penyebab utama kecacatan permanen pada usia produktif. Serangan stroke dapat terjadi mendadak, menyerang jaringan otak, dan berdampak fatal bila tidak segera ditangani. Karena itu, memahami gejala, jenis, serta langkah penanganannya sangat penting bagi setiap orang.

Menurut dr. Sendjaja Muljadi, Sp.N, FICA, FRCP, FMIN, Dokter Spesialis Neurologi dari RS EMC Sentul & Alam Sutera, masyarakat perlu lebih waspada terhadap risiko stroke sejak dini. “Pemahaman terhadap gejala awal dan faktor risiko stroke dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan jangka panjang,” ujarnya.

Baca Juga : “Kejagung Bantah Klaim Sandra Dewi Soal 88 Tas dan Perhiasan

Apa Itu Stroke dan Mengapa Berbahaya

Stroke merupakan gangguan peredaran darah di otak yang terjadi secara tiba-tiba. Ketika aliran darah ke otak terhenti, pasokan oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak ikut terganggu. Dalam hitungan menit, sel otak bisa rusak permanen.

Secara medis, stroke dibagi menjadi dua jenis utama: stroke non hemoragik (iskemik) dan stroke hemoragik. Keduanya merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan cepat.

Stroke Non Hemoragik (Iskemik): Penyumbatan Aliran Darah ke Otak

Stroke non hemoragik terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah otak oleh gumpalan atau plak lemak. Akibatnya, area otak tertentu kehilangan suplai oksigen dan nutrisi, menyebabkan kematian jaringan otak.

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke jenis ini antara lain:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Diabetes melitus
  • Kolesterol tinggi dan gangguan jantung
  • Kebiasaan merokok dan gaya hidup pasif
  • Stres berkepanjangan
  • Pola makan serta tidur tidak teratur
  • Usia lanjut dan faktor genetik

Gejala stroke non hemoragik sering muncul mendadak. Tanda-tanda umum yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Vertigo disertai kebas di wajah atau mulut
  • Bicara pelo atau sulit mengucapkan kata
  • Lumpuh sebagian tubuh, biasanya hanya satu sisi
  • Gangguan penglihatan atau penglihatan ganda
  • Penurunan kesadaran secara tiba-tiba

Penanganan Cepat Dapat Menyelamatkan Nyawa

Menurut dr. Sendjaja, pasien stroke harus segera dibawa ke rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Pemeriksaan awal biasanya mencakup MRI, MRA, atau CT Scan kepala untuk memastikan jenis stroke yang terjadi.

Apabila pasien datang dalam periode emas (golden period), yaitu tiga hingga empat jam pertama setelah gejala muncul, dokter dapat memberikan terapi trombolitik. Terapi ini berfungsi melarutkan gumpalan darah dan memulihkan aliran darah ke otak. Namun, tindakan ini harus memenuhi kriteria medis yang sangat ketat agar aman bagi pasien.

Stroke Hemoragik: Bahaya Perdarahan di Otak

Jenis stroke kedua adalah stroke hemoragik, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Kondisi ini lebih berbahaya dibandingkan stroke iskemik karena menyebabkan perdarahan langsung di jaringan otak.

Penyebab paling umum dari stroke hemoragik adalah tekanan darah tinggi kronis yang tidak terkontrol. Selain itu, beberapa faktor risiko lainnya meliputi:

  • Aneurisma, yaitu pelebaran dinding pembuluh darah
  • Angiopati amiloid, penumpukan protein di pembuluh darah otak
  • Kelainan pembuluh darah bawaan (AVM)
  • Penggunaan obat pengencer darah tanpa pengawasan dokter
  • Penyalahgunaan NAPZA atau obat terlarang
  • Kelainan darah dan faktor genetik

Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung lokasi dan volume perdarahan. Jika perdarahan besar, pasien bisa mengalami sakit kepala hebat, muntah, dan kehilangan kesadaran secara cepat. Sementara pada perdarahan ringan, gejalanya mirip dengan stroke iskemik.

Penanganan Stroke Hemoragik: Segera ke Rumah Sakit

Penanganan medis untuk stroke hemoragik memerlukan tindakan cepat dan tepat. Pasien harus segera menjalani MRI, MRA, atau CT Scan guna menentukan lokasi dan jumlah perdarahan.

Jika volume darah dalam otak mencapai 30 cc atau lebih, dokter spesialis bedah saraf biasanya akan melakukan operasi pengangkatan darah (evakuasi hematoma). Namun jika volume perdarahan lebih kecil, pasien dapat dirawat secara konservatif dengan pengawasan intensif di ruang perawatan stroke.

Pencegahan Stroke: Kenali Risikonya Sejak Dini

“Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan,” tegas dr. Sendjaja. Ia menekankan pentingnya mengenali faktor risiko stroke dan melakukan langkah pencegahan sedini mungkin.

Beberapa langkah yang direkomendasikan untuk mencegah stroke antara lain:

  1. Mengontrol tekanan darah secara rutin
  2. Menjaga kadar gula dan kolesterol tetap normal
  3. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
  4. Berolahraga ringan secara teratur, minimal 30 menit per hari
  5. Mengatur pola makan dengan memperbanyak buah, sayur, dan ikan
  6. Mengelola stres dengan baik melalui meditasi atau aktivitas santai
  7. Tidur cukup dan menjaga berat badan ideal

Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Penanganan Awal Stroke Sejak Dini

Selain kesadaran individu, dukungan keluarga dan lingkungan juga memegang peranan penting. Mengenali gejala awal seperti FAST (Face drooping, Arm weakness, Speech difficulty, Time to call) dapat membantu penyelamatan pasien stroke sejak dini.

Metode ini mudah diingat:

  • Face: apakah wajah pasien mencong ke satu sisi?
  • Arm: apakah salah satu tangan sulit diangkat?
  • Speech: apakah ucapan terdengar aneh atau pelo?
  • Time: segera hubungi layanan darurat bila ada tanda-tanda tersebut.

Keterlambatan pertolongan dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan meningkatkan risiko kematian. Karena itu, tindakan cepat dan tepat menjadi kunci utama dalam penyelamatan pasien stroke.

Kesimpulan: Hidup Sehat untuk Cegah Stroke Sejak Dini

Stroke bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia. Namun, sebagian besar kasus dapat dicegah melalui pola hidup sehat dan kontrol rutin kesehatan.

Pemahaman yang baik tentang gejala, jenis, dan faktor risiko stroke akan membantu masyarakat mengambil langkah tepat sebelum terlambat. Dengan mengenali tanda-tanda awal dan bertindak cepat, peluang untuk pulih sepenuhnya akan jauh lebih besar.

Seperti disampaikan dr. Sendjaja, “Jaga tekanan darah, kendalikan stres, berhenti merokok, dan rajin berolahraga. Langkah kecil ini bisa menyelamatkan hidup Anda.”

Baca Juga : “Waspadai Stroke pada Bayi, Dokter Jelaskan Penyebab dan Gejalanya

More Articles & Posts