IHSG Anjlok 1,95 Persen, Analis Beberkan Faktor Pemicu

IHSG Anjlok 1,95 Persen

bermudamall.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Selasa, 14 Oktober 2025. Penurunan terjadi bersamaan dengan melemahnya sebagian besar sektor saham dan meningkatnya aksi jual investor.

IHSG turun 1,95 persen ke level 8.066,52. Indeks LQ45 ikut merosot 2,05 persen ke posisi 771,88. Sebagian besar indeks acuan tidak mampu bertahan di zona hijau.

Pada perdagangan hari itu, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 8.284,91 dan terendah 7.974,03. Sebanyak 583 saham melemah, 138 saham menguat, dan 84 saham stagnan.

Total frekuensi transaksi mencapai 3.252.831 kali dengan volume 48,3 miliar saham. Nilai transaksi harian menembus Rp 32 triliun. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 1,36 triliun. Kapitalisasi pasar berada di angka Rp 15.179 triliun.

Baca Juga : “Prabowo Hapus Proyek PIK 2 Aguan dari Daftar PSN

Analis Soroti Arah Tren dan Perilaku Investor

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai IHSG memasuki awal fase downtrend. Ia menyebut ketegangan perang dagang sejak akhir pekan lalu meningkatkan kekhawatiran investor.

Menurutnya, pelaku pasar mulai mengalihkan portofolio ke aset berisiko rendah. Perpindahan tersebut menandakan kecenderungan defensif menghadapi ketidakpastian.

Herditya menyarankan investor bersikap wait and see. Ia juga membuka peluang trading buy pada saham komoditas, terutama berbasis emas.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, melihat koreksi saham konglomerat sebagai sinyal profit taking. Ia menyebut pelaku pasar mengalihkan modal ke instrumen safe haven seperti emas.

Sentimen Global Dorong Aksi Jual

Nafan menjelaskan, ketidakpastian global menjadi faktor utama pengalihan aset. Ia menyinggung prediksi Goldman Sachs yang memperkirakan harga emas mencapai USD 5.000 pada 2026.

Selain itu, perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Kondisi ini dianggap memperkuat kecenderungan investasi pada aset lindung nilai.

Harga perak juga mengalami lonjakan signifikan. Komoditas tersebut dinilai menarik karena dianggap sebagai alternatif safe haven oleh pelaku pasar.

Pasar Asia Ikut Tertekan

Tekanan juga terasa di bursa Asia Pasifik. Sebagian besar indeks saham kawasan ditutup melemah.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,63 persen ke posisi 3.561,81 setelah sempat menyentuh 3.646,67. Meski sejumlah saham konstruksi dan tambang menguat, tekanan jual tetap dominan.

Indeks Kosdaq melemah 1,46 persen ke level 847,96. Di Jepang, indeks Nikkei 225 terkoreksi 2,58 persen ke 46.847,32, sementara Topix turun 1,99 persen ke 3.133,99.

Indeks Hang Seng merosot 1,74 persen dan indeks teknologi di Hong Kong jatuh 3,7 persen. Indeks CSI 300 di China turun 1,2 persen. Sebaliknya, indeks ASX 200 Australia naik tipis 0,19 persen ke 8.899,4.

Prospek IHSG ke Depan

Pergerakan IHSG berpotensi dipengaruhi sentimen eksternal dalam jangka pendek. Arah kebijakan ekonomi global, dinamika geopolitik, dan pergerakan komoditas menjadi faktor penentu.

Analis menilai pasar masih menunggu kejelasan kondisi perang dagang dan arah suku bunga global. Peluang pemulihan terbuka jika ketidakpastian mereda dan aliran dana kembali ke pasar saham domestik.

Investor disarankan lebih selektif dan mempertimbangkan sektor berbasis komoditas serta aset defensif. Kombinasi strategi jangka pendek dan pemantauan sentimen diperlukan menghadapi volatilitas pasar

Baca Juga : “Ditjen PAS Tanggapi Temuan Narkoba Ammar Zoni di Rutan

More Articles & Posts